Aku mulai suratku dengan pujian kepada Allah -subhanahu wata'alaa- yang telah memberikan sebaik-baik pemberian kepada setiap manusia, yang dengannya manusia bisa memilih, yang dengannya manusia bisa bertahan, yang dengannya manusia bisa berfikir, yaitu engkau wahai hati. Kemudian shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad -shalallahu 'alaihi wasallama-, seorang rosul yang dipilih oleh Allah -subhanahu wata'alaa-, seorang yang paling baik dan paling suci hatinya dari seluruh hambanya, diutus sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan serta yang mentazkiyah hati-hati manusia dari segala bentuk kegelapan menuju cahaya iman di atas bashiroh / ilmu.
Aku mengucapkan assalamu'alaykum warahamtullahi wabarakatuhu wahai hati dan jiwaku...
semoga keselamatan, rahmat, keberkahan Allah atasmu...
Wahai Hati maafkanlah aku jika selama ini aku telah menyakitimu. aku sadar setiap kesalahan dan kemaksiatan yang telah kuperbuat menjadikanmu tersiksa, merubah sosok yang lembut menjadi mengeras hingga melebihi kerasnya batu. Sejujurnya aku sadar bahwa Aku telah menyakiti dan melukaimu, aku sadar engkaulah teman dekatku, yang menemaniku kemanapun aku pergi, menemaniku dikala susah maupun dikala senang...
Sungguh tiada yang paling berhak aku meminta ma'af kepadanya, kecuali kepada Allah yang telah menciptakan Aku dan memberikanmu untukku dan kepadamu wahai hati yang aku telah berkali-kali menyakitimu dan melukaimu...
Terkadang aku memenuhi panggilanmu wahai hatiku, panggilan kepada kebaikan dan kepada hal-hal yang mendekatkan kita dengan pencipta kita berdua. Namun, betapa banyak panggillan kebaikan itu yang aku sepelaekan dan aku abaikan sehingga hawa nafsuku menguasaimu dan menjadikanmu tidak berdaya mengikuti keinginannya yang aku tahu sebenarnya engkau sangat tersiksa dengannya.
Wahai hatiku maukah engkau memaafkanku...????
Aku memohon ampun kepada Allah dan memohon agar menetapkan engkau selalu berada dalam agama-Nya.
Aku ingin memperbaikimu, memperbaiki keadaanmu dengan belajar ilmu dan beramal dengannya, aku yakin itulah yang dapat menjadikanmu tersenyum gembira, menjadikan kondisimu baik, sehingga cahaya akan terpancar dari dirimu.
Namun, apalah daya, dengan bantuan syaitan -semoga Allah melindungi kita darinya- terkadang hawa nafsuku masih dapat mengekangmu, memenjarakanmu ke dalam sel yang paling gelap, menodai kesucianmu, dan mengeraskan dirimu.
Wahai hati maukah engkau memaafkanku...????
Ooo iya, aku sadar semua usaha yang aku lakukan untuk kita, memperbaiki hubungan kita tidak akan berguna kecuali jika aku dan kamu bersama-sama memohon kepada Pencipta kita berdua yaitu Allah -azza wa jalla- untuk memperbaiki keadaan kita berdua. Bukankan Dialah yang menciptakan kita, tentulah pasti dengan mudahnya dia dapat memperbaiki keadaan dan hubungan kita. Dialah Yang mengatur segala sesuatu, dan Dia berkuasa atas segala sesuatu.
Aku tahu sungguh engkau sangat berarti bagiku. jika engkau dalam kondisi yang baik pastilah baik pula kondisiku, jika engkau dalam kondisi yang buruk pastilah buruk pula kondisiku...
Aku pernah mendengar hadits dari Nabi tentang hal itu, tentunya engkaupun tahu...
Beliau bersabda: "Tahukah kamu sesungguhnya di dalam tubuh ini ada segumpal daging, apabila baik maka baik pula seluruh tubuh itu. Dan apabila buruk maka buruk pulalah seluruh tubuh itu, Itulah Hati".
engkau wahai hatiku, disebutkan dalam hadits yang mulia itu...
Aku berharap hubungan kita semakin membaik, sehingga aku bisa membantu memperbaiki keadaanmu dan engkaupun bisa membantu memperbaiki keadaanku, semuanya dengan pertolongan dari Allah, Yang berkuasa atas kita berdua..
Demikianlah wahai teman dekatku, engkaulah hatiku, semoga keselamatan, rahmat dan keberkahan Allah atas mu
Wassalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuhu.
ijin copas (nena arrumaisha)
BalasHapusizin copas juga....
BalasHapusbagus..